Rabu, 11 Maret 2009

"10 Commandment for Teachers"

George Polya, was a mathematician from Hongaria ((1887 – 1985). Writes 250 papers and 3 books, generally about ‘problem solving’. His book of “How to Solve It” quick-selling was sold, to translates in 15 languages. That was interesting here, Polya bequeathed ‘Ten Commandment for Teachers’.
1. Be Interested in your Subject. Pada menit-menit awal pertemuan pembelajaran bangunlah komunikasi positif dengan para siswa. Situasi menit-menit awal pertemuan akan sangat mempengaruhi keberhasilan tujuan pertemuan. Buatlah awal pertemuan itu menjadi hal yang menarik.
2. Know your Subject. Kenalilah subjek Anda dengan baik. Dengan mengenal individu mereka, akan terbangun komunikasi batin yang erat.
3. Try to read the face of your students, try to see their expectations and difficulties, put your self in their place. Selanjutnya, cobalah untuk membaca pikiran (melalui wajah siswa Anda), cobalah melihat harapan dan kesulitan mereka (melalui kontak mata dan batin), tempatkanlah diri Anda pada posisi yang sejajar dengan mereka sehingga siswa Anda tidak menganggap Anda-lah yang paling tahu. Ini penting agar mereka terhindar dari rasa ketergantungan kepada Anda.
4. Realize that the best way to learn anything is to discover it by yourself. Sesungguhnya cara terbaik belajar sesuatu adalah dengan mencari dan menemukannya sendiri.Tantang mereka untuk mencari, menemukan dan membuktikan, baik dengan sendiri-sendiri atau dengan bekerja kelompok.
5. Give your students not only information, but also ‘know-how’, ‘mental attitude’, ‘the habit methodical work’. Jangan hanya memberi informasi kepada siswa Anda, tetapi berilah kesempatan kepada mereka untuk mencari bagaimana menemukan yang belum mereka ketahui, sikap mental yang baik, dan bagaimana bekerja dengan cara yang benar.
6. Let them learn guessing. Beri kesempatan kepada siswa Anda untuk menerka atau membuat dugaan-dugaan. Jangan terburu-buru memberi jawaban suatu persoalan.Biarkan mereka menduga-duga dan penasaran akan kebenaran dugaannya.
7. Let them learn proving. Beri kesempatan kepada siswa Anda untk membuktikan kebenaran dugaan mereka. Berikan kesempatan kepada mereka mencoba membuktikan kebenaran dugaan mereka sendiri.
8. Look out for such features of the problem at hand as may be useful in solving the problem to come. Try to disclose the general pattern that lies behind the present concrete situation. Hati-hati terhadap ciri-ciri masalah yang dialami sehingga dapat bermanfaat dalam menyelesaikan masalah. Cobalah untuk memperlihatkan pola umum yang terletak di belakang situasi konkret yang diberikan.
9. Do not give your whole secret at once let the students guess before you tell it let them find out by themselves as much as it feasible. Janganlah memberikan terlalu jauh seluruh jawaban Anda, biarkanlah siswa serentak menerka atau mencari sebelum Anda mengajarkannya. Biarkanlah mereka (bekerja) sendiri yang sesungguhnya dapat dikerjakannya dengan mudah.
10. Suggest it, do not force it down their throats. Jika ada kesalahan, janganlah memarahi mereka, tetapi berilah dorongan untuk dapat belajar dengan cara yang benar dan lebih baik.

Really was good for reflection for all the teachers.

Sumber: Teachers Guide, V.02.03. Edisi Juni 2007

Kamis, 05 Maret 2009

Who that was most responsible about results studied?

A question that really important. Of course the replied was the teacher. If results studied low, the teacher also that was most responsible? The replied was just the same. Including if the question "whoever was most responsible if produced by UASBN low?" You must know what the replied.
At this time, despite possibly rather has been late, all the teachers must change their teaching style. More stressed the student as the studying subject, stressed to activity of the student and always gave the opportunity so that the creative. This sentence possibly will bore and not change the situation while the teacher did not want to change their teaching method.
So, many teachers were trapped in the traditional taught style or method. They dominated the class, and the student more often was not given by the opportunity to solve the problem or find the answer in solving the problem. The style taught that was recommended, by more it was responded with the head nod than tried applied.
Its time to change and to work more professional.

Selasa, 03 Maret 2009

SEPUCUK SURAT DARI "MITRA"

Pak Piet Soeprijadi di antara Pak Edi sukamsi dan Pak Abdul Malik Gismar dalam acara diskusi FGD, 26 Februari 2009

Pak Piet (demikianlah panggilan akrab Pak Piet Soeprijadi), jabatan beliau adalah Deputy Executive Director 'Kemitraan'.Sehari yang lalu telah mengirim e-mail pada saya. Saya memang meminta kepada beliau untuk menyampaikan pandangan dan pendapatnya tentang mutu pendidikan di Kebumen, khususnya sekolah dasar.Kecuali itu itu saya juga bertanya bagaimana sebaiknya 'mendongkrak' prestasi sekolah dasar Kabupaten Kebumen agar menjadi lebih baik. Bagaimana pendapat dan saran serta ajakan beliau demikian secara lengkap saya posting ke blog kesayangan kita ini.

Pak Prawoto yth,

Wassalamualaikum wrwbkth.

Saya merasa senang bahwa Bapak tergerak untuk memahami lebih mendalam permasalahan mutu pendidikan dasar di Kebumen, yang kita bicarakan dalam FGD yang lalu. Ini berarti Bapak telah memiliki roh dan semangat untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan anak2 kita.

Roh, keyakinan, semangat itu sangat perlu , karena tanpa itu kita akan dengan cepat menyerah pada masalah, dan menjadi bagian masalah. Kami sangat berharap bahwa bapak2 dan ibu2 di Kebumen, apakah pejabat Dikpora atau bagian lain di Kabupaten Kebumen, guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, anggota Komite Sekolah, anggota Dewan Pendidikan, anggota DPRD, LSM, pengurus PGRI.....semuanya memiliki roh, keyakinan dan semangat tersebut.

Apabila keyakinan dan semangat tersebut saat ini agak melemah, perlu diingat dan bahkan dsyukuri bahwa Kabupaten Kebumen memilki modal yang tidak dimiliki oleh banyak Kabupaten di Indonesia: Bupati ( dari Ibu Rustriningsih s.d. Pak Haji Nashirudin) yang sangat terbuka dan mendengarkan keluhan rakyat dan menindak lanjutinya, Bappeda yang sangat mengakomodasi dan memberikan keleluasaan penuh kepada SKPD untuk mengatur diri sendiri, Dikpora yang berusaha keras mengejar kereta dengan segala keterbatasannya, Kebumen juga memiliki guru2 dan kepala sekolah 2 yang luar biasa.....

Memang aneh bahwa modal yang demikian banyak ternyata belum cukup untuk mendongkrak mutu pendidikan dasar di Kebumen, karena ternyata

1. Dari hasil ujian 2007/2008 Kebumen berada di peringkat 33 dari 38 Kabupaten/Sub Rayon di Propinsi
2. Sekolah yang nomor 1 di Kebumen adalah peringkat 119 di Propinsi.
3. Nilai tertinngi di Kebumen 91.11 dan terendah 35.11
4. 20 % dai guru adalah semi dan tidak layak.

Data diatas dengan lugas mengungkap bahwa Kebumen jauh tertinggal di tingkat Propinsi, bahwa kesenjangan antar sekolah sangat lebar, bahwa mutu guru sangat perlu ditingkatkan...

Dari FGD terungkap lebih banyak masalah: rekrutmen, penempatan, kepemimpinan kepala sekolah, pengawasan, jumlah guru dll...

Sangat penting untuk tidak tenggelam dalam daftar masalah yang panjang...karena selalu ada jalan untuk menuju yang lebih baik..maka perlu ada roh, keyakinan dan semangat.

Untuk membangkitkan dan memperbesar roh, keyakinan dan semanagat, perlu diingat bahwa masing2 kita juga punya anak. Apabila anak2 kita juga sekolah di Kebumen, kalau kita membiarkan ketinggalan ini, besar kemungkinan mereka juga akan tersingkir dalam persaingan mencari lapangan kerja dan juga tidak mampu menciptakan lapangan kerja baru... ( Mengenai dahsyatnya persaingan dan bahwa kita harus memiliki keunggulan dari yang lain itu saya pelajari sejak kelas 3 Sekoah Rakyat dari almrahum Kepala Sekolah kami, Bapak Marjan, dia hanya menggambar segi empat dan bilang, nak ini sawah bapakmu sekarang, besok sawah ini akan di - bagi2 menjadi kotak lebih kecil sambil beliau menggambar 2 garis didalam segi empat sehingga menjadi empat segi empat dst. Sawah ini akan makin kecil dan habis...kalau kamu tidak belajar dengan baik, kamu tidak akan kebagian sawah dan tidak dapat membeli sawah baru..Pesan beliau yang sudah lebih dari 50 tahun yang lalu itu tetap saya ingat dan menjadi pendorong untk terus belajar dan bekerja lebih baik)

Jadi marilah kita semua bahu membahu meningkatkan mutu. Mulainya dari diri sendiri, apa yang dapat kita perbaiki? Setiap hari kita harus lebih baik dari kemarin....dan kemudian marilah kita berbagi dengan teman dan sejawat...

Untuk referensi, saya lampirkan bahan presentasi saya di Kebumen.

Mudah2an hal hal diatas bermanfaat bagi Bapak dan Teman2 dan syukur kalu bisa menjadi modal tambhan meningkatkan mutu pendidikan dasar di Kebumen.

Salam hormat.
Wassalamualaikum wrwbkth

(lampiran surat dapat diakses melalui): http://www.slideshare.net/NASuprawoto/slideshows

cid:image001.gif@01C974EA.F099CB70

Piet Soeprijadi
Deputy Executive Director

Jl. Brawijaya VIII No. 7
Kebayoran Baru - Jakarta 12160
Tel : +62-21-72799566
Fax : +62-21-7208519

Minggu, 01 Maret 2009

How to be a good trainer?

Pak Pur (baju batik) dan Pak Pur pada sebuah workshop


Beberapa tips yang dapat dijadikan trik saat menjadi presenter di bawah ini dikutip dari pendapat Ir. Wahyu Purnomo, MT. Beliau adalah putra Kebumen asli yang sekarang bekerja di PPPPTK/VEDC Malang, pada seksi program. Selain itu, aktivitas beliau banyak memberikan pelatihan pembuatan bahan ajar berbasis web, model evaluasi pembelajaran berbasis web, pelatihan e-learning : content development, e-learning tool & technology, learning management system.
Di bawah ini adalah beberapa tips yang mungkin bemanfaat bagi kita.

• pelajari materi yang akan disampaikan semaksimal mungkin, kuasai betul materi tersebut, jangan berani membawakan materi yg sama sekali tidak dikuasai atau hanya dipelajari sebelum workshop
• sampaikan materi dengan tenang, runtut, perlahan, ulangi kalau perlu
• gunakan intonasi yang baik, suara yang keras, tapi tetap ramah
• selingi dengan joke, kejutan atau hal lain yang bisa mendukung suasana
• kuasai audience, berjalanlah sampai ke peserta paling belakang, jangan di depan terus
• lebih akrab dengan peserta, pagipagi bisa menanyakan kabar mereka? apakah sudah menerima sms cinta dari pasangan kita? dlsb
• libatkan mereka, sapa mereka saat berlangsung workshop
semoga bermanfaat

Links