Selasa, 06 Januari 2009

Anak Perlu Kecerdasan Emosional dan Sosial

Ditulis oleh : Aliefien

Sambutan Dirjen Prof.Suyanto, PhD pada Pembukaan Seminar dan Lokakarya Olimpiade Sastra Tingkat Sekolah Dasar

Sebagaimana kita ketahui bahwa perspektif pembangunan manusia Indonesia seutuhnya menjadi landasan konseptual dari pembangunan pendidikan nasional yang ingin kita kembangkan. Dalam perspektif ini pembangunan pendidikan harus mampu membangun seluruh potensi kecerdasan manusia secara optimal dan bermanfaat bagi diri, masyarakat dan pembangunan nasional. Untuk itu Depdiknas Menetapkan visi tahun 2025 untuk menghasilkan "insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif".

Sasaran yang paling strategis dalam pengembangan pendidikan dimulai dari pendidikan dasar sebagaimana telah diamanatkan oleh UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Sekolah Dasar (SD) sebagai tahapan pertama dalam pendidikan dasar dinilai strategis karena pada usia inilah berbagai potensi anak mulai dibentuk dan dikembangkan.

Pada hakikatnya setiap anak memiliki kecerdasan masing-masing. Ada anak yang cerdas intelektual, cerdas emosional, cerdas spiritual, dan cerdas kinestetik/motorik. Saat ini berbagai lomba telah dilakukan, misalnya Olimpiade Sains Nasional (OSN) untuk mengembangkan kecerdasan intelektual, Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) untuk mengembangkan kecerdasan spritual, dan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (OOSN) untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik/motorik.


Suatu kecerdasan yang belum dikembangkan dalam bentuk lomba tingkat nasional adalah kecerdasan sosial dan emosional anak, sebuah kecerdasan yang sangat berperan dalam menunjang kehidupan sosialnya kelak dalam hidup bermasyarakat. Hal ini tentu sejalan dengan tujuan pembangunan manusia seutuhnya maupun penyiapan sumber daya manusia yang memiliki keunggulan dan daya saing tinggi.

Saat ini dunia sedang dilanda krisis ekonomi dan belum sepenuhnya dapat diatasi. Bahkan krisis ekonomi dunia sudah mulai berdampak pada perekonomian nasional. Bukan tidak mungkin akan berimbas pada semakin meningkatkanya jumlah anak usia SD putus sekolah dan terancam putus sekolah setiap tahun.

Pada sisi lain, puluhan ribu ruang kelas SD kita masih mengalami kerusakan dan masih ada kesenjangan mutu sekolah yang cukup signifikan antara daerah perkotaan dan desa serta antar provinsi.

Secara Nasional tingkat capaian Angka Partisipasi Murni (APM) SD tahun 2007 sebesar 94,90 persen melebihi 0,24 persen dari target yang ditetapkan, yaitu 94,66 persen. Sementara itu berdasarkan indikator APM, tingkat ketuntasan wajar SD secara Nasional sampai dengan tahun 2007 sangat menggembirakan dimana terdapat 98 persen kabupaten/kota telah tuntas sementara yang belum tuntas hanya 7 Kabupaten (2 persen) yaitu Kab Natuna (Sultra), Kab Tolikara (Papua), Kab Teluk Wondama (Papua Barat), Kab Teluk Bentuni (Papua Barat), Kab Kaimana (Papua Barat), Kab Raja Ampat (Papua Barat), Kab Asmat (Papua).

Masalah lain yang perlu mendapat perhatian kita semua adalah sarana dan prasarana sekolah dasar. kondisi saat ini menunjukkan bahwa 18,9 persen dari total ruang kelas SD/setara memerlukan rehabilitasi. Angka ini memang sudah jauh menurun dibandingkan kondisi kerusakan pada tahun 2003 dengan tingkat kerusakan sebesar 49,5 persen maka telah terjadi perbaikan sebesar 30, 6 persen melalui berbagai intervensi program DAK, dokosentrasi, dan program lainnya. Dengan demikian sampai akhir tahun 200 diperkirakan masih terdapat sisa ruang kelas rusak sebanyak 135.194 ruang kelas (12,6 persen). Sisa kerusakan tersebut semoga bisa dituntaskan pada 2009 karena pemerintah telah menganggarkan Dana Alokasi Khusus 9,3 Triliun.

Pada tahun 2009 biaya satuan BOS (Bantuan Operasional Sekolah) termasuk BOS buku, mengalami kenaikan secara signifikan menjadi:
a. SD/SDLB di kota : Rp400.000,-/siswa/tahun
b. SD/SDLB di kabupaten : Rp397.000,-/siswa/tahun
c. SMP/SMPLB/SMPT di kota : Rp575.000,-/siswa/tahun
d. SMP/SMPLB/SMPT di kab : Rp570.000,-/siswa/tahun

Dengan kenaikan BOS tersebut diharapkan akan meningkatkan Angka Partisipasi Murni (APM) dan angka melanjutkan ke SMP, dan menurunkan angka putus sekolah (drop out) di SD dan SMP. Dengan demikian, diharapkan akan tercapai target Wajar Dikdas 9 tahun. APM SD pada 2008 sebesar 94,90 persen ditargetkan mencapai 97 persen pada 2014. Persentase peserta didik putus sekolah pada tahun 2008 sebesar 2,37 persen ditargetkan turun menjadi 0,7 persen pada 2014 dan persentase lulusan SD melanjutkan pendidikan pada tahun 2009 sebesar 82,03 persen ditargetkan mencapai 99 persen pada 2014.

Dari Indeks Pembangunan Manusia (HDI) yang salah satu variabelnya adalah mutu pendidikan, Indonesia berada di urutan 107 dari 117 negara. Ini merupakan resultante dari banyak faktor: pembiayaan, pengawasan, kurikulum, birokrasi pendidikan, kondisi sosial ekonomi dan politik secara umum. Sebenarnya potensi anak Indonesia cukup tinggi, ini midalnya ditandai dengan keberhasilan menjuarai olimpiade internasional di bidang sains dan matematika.

Pada tahun 2008 ini Tim Indonesia meraih 18 emas di Thailand dan yang masih hangat adalah kabar sukses besar tim merah putih pada perhelatan akbar IMSO di Mataram tanggal 8-13 November 2008 lalu dimana siswa-siswa SD kita berjaya menjadi juara umum dengan mempersembahkan 10 perak dan 14 perunggu. Pada saat yang sama prestasi di bidang olahraga pun memapu diraih siswa-siswa sekolah dasar kita. Ketika para senior olahraga sulit mencapai puncak prestasi pada tingkat regional, para juniornya justru mampu menaklukkan lawan-lawannya pada 2nd APSSO 2008 yang diselenggarakan pada bulan Oktober lalu. Tim Indonesia berhasil menjadi juara umum dengan meraih 12 emas, 8 perak, 11 perunggu.

Pada kesempatan ini, saya ingin memberikan apresiasi bagi seluruh penopang keberhasilan tersebut. Saya kira keberhasilan ini tidak muncul tiba-tiba, ini adalah pasti hasil dari kerja keras, ketekunan, kesungguhan dan hasil kerjasama serta sinergi yang solid antar berbagai instansi dan kalangan baik pusat maupun daerah.

Keberhasilan anak-anak kita dalam berbagai ajang kompetisi internasional itu merupakan indikator bahwa kita sesungguhnya memiliki harapan dan peluang besar untuk menjadikan sekolah-sekolah kita mampu menghasilkan lulusan bermutu dan memiliki daya saing tinggi.

Kenaikan anggaran pendidikan menjadi 20 persen dari total APBN cukup membuat kita optimis bahwa ke depan tidak ada lagi gedung SD rusak. Dengan demikian maka mulai tahun 2009 dan seterusnya program nasional pembangunan sekolah dasar berikutnya akan fokus pada peningkatan mutu pendidikan seperti pembangunan ruang perpustakaan, penyediaan sarana pendidikan, peningkatan mutu pembelajaran serta peningkatan daya saing nasional maupun internasional, sehingga pendidikan kita akan menghasilkan lulusan yang cerdas secara komprehensif tidak saja secara intelektual tetapi juga secara emosional dan spritual serta menjadi tenaga-tenaga terdidik yang siap bersaing dan semakin diperhitungkan di tingkat regional maupun internasional serta memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa.

Mengakhiri sambutan ini saya menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat menjadi forum untuk menggagas lahirnya Olimpiade Sastra Tingkat Sekolah Dasar. Saya juga berharap pertemuan ini dapat membangkitkan mutu pendidikan serta memberikan pelayanan pendididkan terbaik bagi dunia pendidikan SD di Indonesia.

Dengan mengucap Bismillahirohmannirohiim, Seminar dan Lokakarya Olimpiade Sastra Tingkat Sekolah Dasar dengan ini saya nyatakan dibukan secara resmi.

Terima kasih, billahi-taufik walhidayah wassalmu'alaikum wr.wb

Dirjen Manajemen Dikdasmen - Depdiknas

Prof.Suyanto, Ph.D

Minggu, 04 Januari 2009

JADWAL UASBN SD/MI 2009

UTAMA:
1. Senin, 11 Mei 2009 pk. 08.00 - 10.00 Bahasa Indonesia
2. Selasa, 12 Mei 2009 pk. 08.00 - 10.00 Matematika
3. Rabu, 13 Mei 2009 pk. 08.00 - 10.00 Ilmu Pengetahuan Alam

SUSULAN:
1. Senin, 18 Mei 2009 pk. 08.00 - 10.00 Bahasa Indonesia
2. Selasa, 19 Mei 2009 pk. 08.00 - 10.00 Matematika
3. Jumat, 22 Mei 2009 pk. 08.00 - 10.00 Ilmu Pengetahuan Alam

Sumber: POS UASBN 2009 (BSNP)

Kamis, 01 Januari 2009

PERIHAL JADWAL UJIAN NASIONAL / UASBN

Jadwal Ujian Nasional Tahun 2009
16-11-2008 11:30:27 | Views : 1972
Berdasarkan kesepakatan bersama (BSNP, Depdiknas, dan Depag) diputuskan jadwal Ujian Nasional sebagai berikut :

- SMA/MA (20 -- 24 April 2009)
- SMP/Mts (27 -- 30 April 2009)
- SD/MI (11 -- 13 Mei 2009)
- SMK/SMALB (20 -- 22 April 2009)
Sumber: situs resmi depdiknas

INFORMASI PENTING

Pengumuman Kebijakan BOS Depdiknas tahun 2009
28-11-2008 11:42:48 | Views : 2063
Berikut 5 Kebijakan BOS Depdiknas tahun 2009:
1. Biaya satuan BOS, termasuk BOS Buku, per siswa/tahun mulai januari 2009 naik secara signifikan menjadi: SD dikota Rp 400 ribu, SD di kabupaten Rp 397 ribu, SMP di kota Rp 575 ribu, dan SMP di kabupaten Rp 570 ribu.
2. Dengan kenaikan kesejahteraan guru PNS dan kenaikan BOS mulai januari 2009, semua SD dan SMP negeri harus membebaskan siswa dari biaya operasional sekolah, kecuali RSBI dan SBI.
3. Pemda wajib mengendalikan pungutan biaya operasional di SD dan SMP swasta sehingga siswa miskin bebas dari pungutan tersebut dan tidak ada pungutan berlebihan kepada siswa mampu.
4. Pemda wajib mensosialisasikan dan melaksanakan kebijakan BOS tahun 2009 serta menyanksi pihak yang melanggar.
5. Pemda wajib memenuhi kekurangan biaya operasional dari APBD bila BOS dari Depdiknas belum mencukupi.
Sumber: situs resmi depdiknas

Links